Posted by : kusukakimia
Selasa, 25 Agustus 2015
BERBAGI PENGALAMAN
MENGIKUTI KEGIATAN PIRNAS (PERKEMAHAN ILMIAH REMAJA NASIONAL) XIV TASIKMALAYA, 2-8 AGUSTUS 2015
oleh:
Elizabeth Tjahjadarmawan S,S.i,M.Pd &
Elizabeth & Joel Jordan
Elizabeth Tjahjadarmawan
Joel Jordan Anzamar SIbarani
Kegiatan PIRN (Perkemahan
Ilmiah Remaja Nasional) atau yang lazim disingkat PIRNAS tahun 2015 ini adalah
yang ke- 14 kalinya, diselenggarakan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan
bekerjasama dengan kota penyelenggara Tasikmalaya di Propinsi Jawa Barat. Pada
tahun ini, BKKBN juga turut berpartisipasi sebagai salah satu panitia.
Kegiatan ini bertujuan melatih baik guru dan siswa dalam
kegiatan penelitian secara langsung yang hasilnya dapat diikutkan dalam
berbagai kompetisi penelitian ilmiah dalam negeri hingga luar negeri. Para
pengajar berasal dari para peneliti di LIPI bergelar Profesor dan Doktor sesuai
dengan bidangnya masing-masing.
Minggu,
02 Agustus.
Meskipun sempat menunggu 2 jam karena flight delay GA 131, akhirnya pesawat
berangkat dari bandara Sultan Thaha Jambi pukul 10.00 WIB. Perjalanan dengan cuaca cukup cerah ditempuh
selama 55 menit. Tiba di bandara Sukarno
Hatta, kami masih harus menunggu travel penjemputan selama dua jam. Sekitar
pukul 13.00 WIB travel mikrobus dari Bogor membawa kami bersama rombongan dari
Gorontalo menuju kota Tasikmalaya. Cuaca
panas terik dan macetnya kota Jakarta membuat kami harus bersabar. Hampir 7 jam perjalanan, sekitar pukul 19.00
WIB kami tiba di lokasi kegiatan SMP/SMA Al Muttaqin, jalan J. Ahmad Yani 140
kota Tasikmalaya. Bangunan sekolah full
day ini cukup besar, bersih, asri, sejuk, dan hijau.
Panitia yang terdiri dari siswa/i OSIS SMA menerima
kedatangan kami dengan ramah bahkan membantu membawakan kopor kami menuju ruang
penitipan tas. Setelah mendapat sekotak
snack, kami menuju ruang atas untuk melakukan registrasi dan mengecheck
pelunasan biaya asuransi sebesar Rp. 150.000/orang. Setelah mendapatkan kit kegiatan yaitu tas,
alat tulis, buku panduan kegiatan, kaos bertuliskan PIRN XIV, dan saputangan
batik Jabar, kami pun dipersilakan makan malam.
Menu sederhana terdiri dari rendang kentang dan telur serta sop
menghalau rasa lapar dan dahaga. Sekitar
pukul 20.30 WIB panitia mengantar kami menuju ruang tidur. Peserta laki-laki dan perempuan mempunyai
ruang tersendiri. Guru beristirahat di
asrama siswa setempat sementara peserta siswa tidur di ruang kelas dengan
menggelar kasur di lantai. Ada sekitar 30
siswa dalam satu kelas. Udara kota
Tasikmalaya cukup sejuk, tidak panas karena dikelilingi gunung membuat kami
merasa nyaman beristirahat. Ruang
asrama siswa SMA Al Muttaqin bersih dan nyaman.
Kamar mandi pun bersih dan jumlahnya memadai.
Kedatangan peserta di SMA Al Muttaqin Tasikmalaya
Ruang makan Peserta SMA Al Muttaqin Tasikmalaya
Ruang makan Peserta SMA Al Muttaqin Tasikmalaya
Salah satu menu makan siang
Ruang tidur guru di Asrama SMP/?SMA Al Muttaqin Tasikmalaya
Ruang tidur siswa di Ruang kelas SMA Al Muttaqin Tasikmalaya
Senin,
03 Agustus 2015.
Sampurasun ! Wilujeng sumping di kota santri, kota
Tasikmalaya. Acara pembukaan PIRN ke-14
tepat pukul 09.00 WIB berlangsung di halaman lapangan sekolah SMA Al Muttaqin
Kota Tasikmalaya. Lapangan olahraga disulap menjadi tempat pembukaan dengan
memasang tenda bernuansa hijau dan putih.
Peserta mengenakan kaos berwarna hijau bertuliskan PIRN XIV. Jumlah peserta terdiri dari 400 orang siswa
SMP/SMA dan 100 orang guru pembimbing yang terbagi menjadi 3 bidang IPA, IPS,
dan IPT hadir dalam acara pembukaan mengenakan kaos PIRN berwarna hijau
tua-hijau muda. Acara dibuka dengan doa
bersama, pembacaan ayat Alquran, serta menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Pembukaan
PIRN XIV 2015
Berbagai kata sambutan datang dari ketua panitia (Sekda
kota Tasikmalaya, Bapak Hidayat) yang melaporkan kegiatan, sambutan dari
walikota Tasikmalaya (Bapak Drs. H.Budiman), yang pada sambutannya, Bapak
Walikota memperkenalkan Kota Tasikmalaya sebagai kota industri kreatif yang
maju. Di antaranya adalah pembuatan
kelom geulis, payung geulis, kerajinan batik dan bordir, anyaman kayu, dan
makanan olahan. Sambutan dari kepala
BKKBN Propinsi Jabar mengulas peningkatan pemahaman terhadap penelitian
berisukan masayarakat dan kependudukan berfokus pada persiapan bonus demografi
Indonesia. Adapun sambutan kepala LIPI
yang mengajak para peserta PIRN XIV agar acara ini menjadi langkah awal para
calon pemimpin masa depan untuk mempelajari metodologi penelitian dengan cara:
belajar lebih dalam, nettwork siswa
setanah air, motivasi mengikuti kompetisi ilmiah, rasa ingin tahu yang tinggi
terhadap sains dan kritis terhadap issue-issue yang terjadi di sekitar kita. Selain
itu beliau menginformasikan bahwa pada kegiatan ini para peserta juga diajak
turun ke lapangan untuk meneliti secara langsung. Adapun lokasi penelitian adalah Situ Gede di
kecamatan Mangkubumi, industri kreatif kerajinan Batik di kecamatan Cipedes,
serta edu wisata ke daerah Kampung Naga, penduduk asli suku Sunda di kabupaten
Tasikmalaya. Ketua LIPI juga menyampaikan rencana pembangunan technopark antara LIPI dengan pemda kota
Tasikmalaya.
Pembukaan
Acara PIRN XIV: Waka LIPI
Setelah kata sambutan, acara diramaikan dengan sajian
performance tari payung Tasikan Padepokan Senin Rangga Sentra dan paduan suara
serta angklung dari SMP AL Muttaqin kota Tasikmalaya.
Acara puncak adalah opening
ceremonial yaitu penyematan simbolis tanda pengenal peserta diwakili oleh
beberapa guru dan siswa. Dihadiri oleh
Bapak Sekda, Ketua DPRD, Ketua Panitia, dan Ketua BKKBN, sirene pun berbunyi
dan kertas warna-warni pun bertebaran di atas panggung. Seluruh peserta mengenakan badge tanda
pengenal serta ikat kepala untuk pria dan scraf untuk wanita. Acara pun resmi dibuka.
Di penghujung acara, disajikan acara talk show dengan
seorang alumni PIRN LIPI M, Luthfi Nur Fakri dari Bogor, yang telah sukses
dalam berbagai ajang penelitian kelas dunia hingga sekarang mendapat beasiswa
study di jurusan nanotechnology Universitas di Belanda. Selain itu hadir juga seorang
public figure di bidang seni musik
dan suara kang Yuki Arifin Martawijaya dengan PAS Band nya yang telah manggung ke
berbagai acara mancanegara.
Setelah acara ISHOMA, sekitar pukul 13.30, para peserta
khususnya guru mengikuti materi pembekalan critical
thinking yang dibawakan oleh Prof. DR. I Made Sudiana sebagai narasumber
dari LIPI. Kesimpulan pada sajian materi
ini antara lain standar berpikir kritis dan harus meliputi beberapa item
berikut: Jernih, Tepat, Presisi,
Relevansi, Kedalaman, Keluasan, Logika, dan Keadilan. Berpikir kritis adalahs alah satu bekal
menjadi peneliti yang baik. Acara selesai pukul 17.00.
Badge Nama Peserta Tanda pengenal
Peserta mendapat tas dan Kaors PIRN 2015
Pukul 19.00 setelah makan malam, peserta kembali
berkumpul di ruang masing-masing, IPA atau IPS.
Masing-masing peserta duduk sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan
pada saat pendaftaran. Ruang IPA
dibimbing Prof DR I Made Sudiana, ruang IPS di bawah bimbingan ibu DR Tri Nuke
Pudjiastuti, M.A. Pada pertemuan pertama sebelum melakukan tinjauan lapangan
ini, para tutor membagikan mental peneliti antara lain: rasa ingin tahu, suka penemuan, daya
imajinasi tinggi, bekerja sistematis, bekerja hati-hati, dapat menerima
kegagalan, mau menerima masukan. Tenaga
peneliti harus mampu bersikap obyektif, pengamatan dengan teliti, mempelajari
semua bentuk kenyataan atau bukti sebelum mengambil kesimpulan. Selain itu nara sumber, memberi contoh cara melakukan penelitian mulai
dari tahap awal yaitu menentukan permasalahan apa yang akan dibahas dari hasil
pengamatan hingga penyusunan proposal penelitian. Kegiatan diakhiri dengan
menginventarisasi masalah penelitian di lokasi penelitian yang akan kami tinjau
keesokan harinya.
Selasa,
04 Agustus 2015.
Hari ini pembelajaran dimulai pukul 08.00 WIB. Setiap
kelompok yang terdiri dari 6 orang membuat proposalnya masing-masing kemudian
dipresentasikan. Siang harinya sekitar
pukul 13.00 WIB rombongan guru IPA dan siswa IPT meninjau lokasi penelitian di
industri batik Agnesa dan kawasan Situ Gede. Tiga bus membawa kami menuju
lokasi. Di lokasi penelitian kami melakukan
pengamatan dan mengambil sample antara lain limbah batik, sedimen tanah di Situ
Gede, eceng gondok, dan berbagai vegetasi alam.
Pukul 19.00 hasil pengamatan dan sample dituangkan ke dalam langkah
pembuatan metode. Masing-masing kelompok
berdiskusi untuk menentukan metode yang akan dilakukan pada keesokan
harinya.
Batik Agnesa Tasikmalaya
Salah
satu kawasan penelitian: Situ Gede
Rabu,
05 Agustus 2015.
Sepanjang hari setiap kelompok bekerja melakukan
eksperimen untuk mengolah data. Laboratorium
di sekolah SMA Al Muttaqin pun menjadi salahs atu tempat untuk bereksperimen
baik bagi guru maupun bagi siswa.
Terlihat semua peserta serius dan sangat menikmati pekerjaan
penelitian. Berbagai bidang topik
penelitian yang dilakukan kelompok guru IPA mulai dari aplikasi pemanfaatan
sedimen tanah Situ Gede, eceng gondok, bahkan gulma sebagai media filtrasi air
limbah batik maupun pembuatan bioplastik hingga reboisasi kawasan Situ Gede
melalui pembuatan Biopori. Diharapkan
proposal penelitian yang diajukan ini akan ditanggapi oleh pemerintah daerah
Tasikmalaya sehingga terjadi peningkatan kualitas kawasan pariwisata Situ Gede
terutama dalam menyelamatkan ekosistem di daerah tersebut. Kegiatan selesai
pada pukul 21.00 WIB namun sebagian besar peserta masih tetap bekerja dan berdiskusi
hingga larut malam (02.00 WIB).
Saya dan kel 6. kompak..
Kel 6: sampling eceng gondok
Salah
satu kegiatan penelitian: Sampling tanah sedimen
Kamis,
06 Agustus 2015.
Hasil kerja eksperimen
sebagai penelitian pendahuluan dipresentasikan pada sepanjang hari mulai dari
pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
Presentasi berjalan lancar, para peserta sangat antusias menyimak,
memberi saran, komentar, dan mengajukan pertanyaan setiap topik penelitian yang
sedang dibahas.
Presentasi Kel 6: Hasil Uji Coba Penelitian
Jumat,
07 Agustus 2015.
Presentasi siswa
kelompok IPA, IPS, dan IPT berlangsung sepanjang hari hingga pukul 17.00 WIB. Beberapa
propinsi berlatih untuk pertunjukan seni yang akan ditampilkan pada malam
penutupan.
Acara penutupan
berlangsung pukul 19.30 WIB dihadiri oleh bapak Walikota, wakil ketua LIPI, dan
pejabat pemerintahan yang lainnya. Acara
penutupan berlangsung meriah, dimulai dari doa, menyanyikan lagu Indonesia
Raya, kata sambutan dari ketua LIPI, perwakilan siswa dan guru, pemberian penghargaan
kepada kelompok KI terbaik baik IPA (IPA 1),IPS, IPT, kelompok yel-yel terbaik
(IPA3), serta pelepasan atribut peserta PIRN XIV oleh Bapak Wakil ketua LIPI
dengan menekan tombol sirene, serta penutupan oleh berbagai performance seni
dari daerah masing-masing.
Pada penutupan kali
ini, bapak Walikota berpesan kepada seluruh peserta PIRN XIV agar terus menjaga
budaya meneliti, memacu perkembangan ilmu dan teknologi, menjadi generasi muda
yang berpikir kritis sehingga Indonesia akan lebih maju.
Adapun performance yang
disajikan apda acara ini antara lain:
1.
Musik kontenporer dari SMA Al Muttaqin
yang menggunakan drim, kaleng bekas cat, guitar listrik, angklung, bahkan
gamelan.
2.
Tari topeng SMA Al Muttaqin oleh Elsa
3.
Tari Saman dari SMA Modal Bangsa Aceh
yang dibawakan oleh 7 orang siswa laki-laki, sangat kompak dan indah.
4.
Tarian dari Kumai Kalteng, SMAN 1 Kumai
dengan ciri khas tombak dan alat lainnya khas Kalteng dibawakan oleh 2 orang
perempuan dan 3 orang laki-laki.
5.
Perform Band SMA AlMuttaqin
6.
Story Telling MTSN Kediri Jatim dengan
cerita Malin Kundang.
7.
Tarian Dinanggar Tulo dari SMAN 2 Medan
Sumatera Utara
8.
Paduan suara dari keloompok IPA 2 dengan
lagu Tanah Air kutidak kulupakan.
9.
SMAN 1 Bontang Kaltim dengan tarian
Burung yang khas
10.
Musikalisasi Puisi kelompok IPS 2.
Tarian
dari SMAN 1 Kumai Kalteng
Tari
Saman dari SMA MODAL BANGSA Aceh
Band
SMA AL Muttaqin
Acara selesai sekitar
pukul 00.30 WIB, berlangsung meriah, akrab, dan mengesankan. Setelah itu para
peserta boleh mengambil sertifikat di ruang sekretariat. Acara sudah selesai namun
kesan yang dalam, tali silahturahmi hendaklah terus dilanjutkan.
Sabtu,
08 Agustus 2015.
Pagi ini semua
peserta mengikuti field trip ke situs sejarah suku asli setempat yang disebut kampung
Naga di kabupaten Tasikmalaya. Kampung
Naga sudah ada sejak tahun 1822. Naga
dari bahasa Sunda yaitu nagari yang artinya lembah yang
dikelilingi oleh tebing-tebing. Memang
kampung Naga terletak di lembah yang dikelilingi oleh tebing tinggi yang
ditumbuhi hutan larangan dan hutan keramat.
Budaya masyarakat setempat adalah tidak boleh mengganggu hutan, tidak
boleh menebang kayu sehingga walaupun kampung ini terletak di dasar lembah
namun tidak pernah mengalami banjir.
Peserta berangkat pukul
08.00 WIB. Perjalanan ditempuh selama 1,5
jam menggunakan bus. Setelah sampai di lokasi kami dipandu oleh pemandu yaitu
warga asli setempat yang mengenakan pakaian khas berwarna hitam lengan panjang
dan celana 7/8 hitam serta ikat kepala dari kain batik. Pemandu yang sudah
lancar berbahasa Indonesia ini harus memberi penjelasan awal kepada para
pengunjung tentang hal-hal yang diperbolehkan maupun dilarang karena kampung Naga bukanlah sebagai tempat
wisata sembarangan namun sebagai kampung yang harus dijaga, dilestarikan, dan
tidak boleh diganggu. Perjalanan menuju
kampung Naga ditempuh sepanjang 1,5 km dengan menuruni 439 anak tangga yang terbuat
dari batu kali yang kokoh.
Kampung
Suku Naga: 439 anak tangga
Di sepanjang jalan
terdapat rumah-rumah adat asli yang terbuat dari kayu Albasia dengan pintu
anyaman yang khas, atap rumah terbuat dari ijuk pohon aren yang dilapisi daun tepus. Daun ini hanya terdapat di hutan kampung suku
Naga. Daun ini akan membuat rumah terasa
sejuk karena daun tepus dapat menyimpan udara untuk menjaga sirkulasi namun tidak
bocor jika banjir. Warga mengakui bahwa
atap rumah di kampung Naga tahan hingga 40 tahun. Di depan rumah terdapat tempat sampah.
Kampung Naga terasa asri, asli, dan bersih.
Nampak bahwa warga konsisten menjaga kelestarian lingkungan.
Atap
rumah: daun tepus dan ijuk aren
Setelah sampai di di
area kampung Naga, kami memasuki rumah-rumah yang khas. Rumah tersusun rapi ada yang berada di bagian
atas yaitu menaiki tangga batu maupun bagian bawah. Setiap rumah berhadapan dan bertolak belakang
sehingga setiap rumah memiliki dua pintu depan dan belakang untuk menjaga sinar
matahari tetap masuk. Jumlah rumah
dipertahankan hanya 113 bangunan dengan jumlah 108 kepala keluarga. Jumlah ini
dijaga tetap sama, jiak berlebihan maka warga yang telh menikah harus keluar
dari kampung, tinggal di luar kampung sehingga disebut warga kampung Naga luar,
sedangkan yang hidup di dalam disebut warga kampung dalam. Jumlah penduduk dipertahankan agar tidak
terjadi kepadatan populasi serta tidak merusak lingkungan.
Rumah
di kampung Naga Kab. Tasikmalaya
Susunan ruang dalam
setiap rumah terdiri dari ruang tamu yang cukup luas, ruang pertemuan (adat), dapur,
dan goa (tempat menyimpan beras di dekat dapur), dan ruang bagian bawah untuk
memelihara ternak ayam. Setiap tamu yang
datang duduk bersimpuh di lantai
kayu. Ciri khas dapur adalah
pintunya terbuat dari anyaman bambu yaitu anyaman sasag yang rapi, dan
digantungi sejenis daun tertentu untuk menolak bala. Lantai dapur disebut palupu yaitu bambu yang
dibelah dan disuwir tipis-tipis, dijemur kering lalu dibentuk menjadi lantai
yang bisa dibuka ketika makan. Maksudnya adalah jika ada makanan yang jatuh
maka makanan bisa langsung dilempar ke bawah (tempat memelihara ayam). Mata pencaharian penduduk adalah bertani dan
beternak, terbukti dari bagian luar rumah yang selalu terdapat kolam ikan dan
kolam penampungan air yang turun dari gunung. Jernih dan segar. Sawah
membentang luas hijau dan subur.
Kolam
Ikan Kampung Suku Naga
Selain itu warga juga
terampil membuat kerajinan tangan dari anyaman dari rotan dan bambu yang sangat
rapi. Aneka kerajinan tangan seperti
piring, mangkok, tempat buah, sapu dari bambu dan rotan telah dijual ke
kota-kota besar bahkan diekspor ke luar negeri. Tampak bahwa suku Naga telah
maju wawasan dan keterampilannya.
Salah
satu kerajinan suku kampung Naga
Satu hal yang unik yang
saya amati adalah tempat minum terbuat dari buah kukuk Buah yang berbentuk seperti kendi karena
mempunyai leher panjang ini diambil setelah tua dari tanaman kukuk, isinya
dikeluarkan lalu dijemur hingga kering dan dibuat sebagai tempat minum. Gelas terbuat dari batok kelapa. Saya berpikir bahwa inilah cara hidup sehat,
tidak heran jika warga suku Naga memiliki umur yang panjang hingga 100 tahun.
Warga kampung asli
kabupaten Tasikmalaya, warga kampung Naga telah mengajari para peserta untuk
hidup melestarikan alam dan lingkungan.
Buah
Kukuk
Minggu,
09 Agustus 2015.
Beberapa peserta pada
hari Sabtu malam, sudah pulang ke daerah masing-masing. Arus pulang peserta
terbesar adalah hari Minggu sejak dini hari mengingat perjalanan dari
Tasikmalaya menuju Bandara Sukarno Hatta ditempuh selama kurang lebih 7 jam
melewati jalan raya Tasik-Bandung yang cukup padat.
Sayonara
PIRN XIV 2015, salam peneliti dan sampai jumpa pada acara PIRN ke XV di
Propinsi Bengkulu.
Demikianlah, pengalaman kegiatan mengikuti PIRN atau PIRNAS ke XIV di Tasikmalaya ini sungguh sangat berkesan dan bermanfaat. Saya dapat berjumpa dengan guru-guru dan siswa-siswi peneliti di seluruh Indonesia. berbagi pengalaman, saling memberi informasi dan motivasi. Suatu atmosphere academic yang mendukung dan saling memberi semangat. Penyampaian materi penelitian sekaligus praktik dan terjun langsung ke lapangan dengan bimbingan para peneliti di LIPI, kebetulan saya dalam kel 6 dibimbing oleh Prof DR. I Made Sudiana yang sangat sabar dan motivator. Terima kasih Pak Prof !
Tak lupa ucapan terima kasih kepada pak Gustaf sebagai moderator dan fasilitator kami yang sangat sabar dan ramah namun tegas. Terima kasih Pak Gustaf ya, semoga bisa berjumpa lagi di lain waktu dan kesempatan..AMIN.
Saya bersama teman-teman dan Pak Prof I made Sudiana dari LIPI - seusai acara
teman-teman di PIRNAS XIV - seusai kunjungan ke Batik Agnesa
(bu Ros SMAN 1 Palembang, bu ENik MTS 2 Kediri, Bu Lilik MTSN 2 Malang, dll)
bertemu Bu Marmiyanah dari OKI Palembang-setelah 8 tahun tidak berjumpa...
bersama bu Norvri (pontianak) dan bu tri Tamti (Belitang) di kampung Naga
Makan nasi TO bersama guru-guru tuan rumah: Jabar (bu Atty, Bu Eneng, Bu Herni dll) yang ramah dan baik hati
Nasi TO - menu khas Taskmalaya-tak terlupakan: nyamm nyamm - lezatttt
Akhirnya rasa syukur
kepada Tuhan YME atas berkahNYA sehingga semua peserta dapat menyelesaikan
seluruh rangkaian kegiatan dengan tertib dan lancar. Ucapan terima kasih juga dihaturkan yang
sedalam-dalamnya atas dukungan pihak sekolah sehingga para peserta dapat
mengikuti kegiatan ini. Maju penelit
muda, maju pendidikan di Indonesia. AMIN.
Posting Komentar