- Home >
- SMA XAVERIUS 1 JAMBI: BE A TRAVEL WRITER WITH GOL A GONG
Posted by : ELIZABETH T
Minggu, 24 Juni 2012
MINGGU SERU: WORKSHOP BE A TRAVEL WRITER BERSAMA
GOL A GONG
(SMA XAVERIUS 1 JAMBI)
Aula Bappeda, Kota
Jambi, 24 Juni 2012
SMA Xaverius 1 Jambi dan peserta lain bersama Gol A Gong
Foro bersama Gol A Gong setelah acara selesai
Oleh:
Elizabeth
Tjahjadarmawan, S.Si, M.Pd
Apa yang ada di
benak Anda ketika seorang teman mengajak tuk mengikuti kegiatan workshop penulisan, bedah buku, seminar
tentang buku dan sejenisnya, sementara Anda berencana menikmati hari libur Anda
untuk bersantai atau berjalan-jalan bersama teman atau keluarga? Mungkin sebagian besar dari Anda akan menolak
dengan berbagai macam alasan? Namun
beberapa siswa-siswi SMA Xaverius 1 Jambi yang tergabung dalam kelompok Mading
Sekolah merelakan waktu mereka di hari Minggu 24 Juni 2012 yang cerah itu untuk
mengikuti worshop penulisan dengan tema Be A Travel Writer
bersama Gol A Gong. Inilah keputusan
bijak yang patut kita beri apresiasi.
Ingatlah nasihat orang bijak bahwa kita tak bisa mengubah dunia
ini. Perubahan harus dimulai dari diri
sendiri. Dengan cara bagaimana? Mengubah diri
sendiri dengan cara banyak membaca. Dengan
banyak membaca maka kita dapat menulis demi menuangkan ide serta menginspirasi
banyak orang. Nah, ujung-ujungnya kita
dapat pahala bukan? Sekelumit laporan kegiatan yang saya ikuti. Banyak
inspirasi yang didapatkan dari sharing
pengalaman seorang penulis terkenal Gol A Gong yang telah menulis lebih dari
100 buku. Kendati dalam kondisi yang tidak dianugerahi fisik sempurna seperti
kita namun inilah semangat dan prestasi yang patut kita contoh. Saya berikan two thumbs untuk Gol A Gong!
Suatu saat di
bulan Maret 2012, saya bertemu dengan Pak Berlian Santosa, S.Pt di Museum
Negeri Jambi. Beliau adalah ketua Forum Lingkar Pena (FLP)
Jambi penyelenggara kegiatan ini. Singkat cerita, beliau mengajak saya dan
siswa-siswi SMA Xaverius 1 Jambi mengikuti pelatihan penulisan yang akan
diadakan oleh FLP pada bulan Juni 2012. Saya
pun menyambut undangan itu dengan senang hati karena memang saya gemar dan
cukup aktif menulis kendati frekuensi menulis baru sebatas di blog-blog pribadi
saya, koran daerah, dan media pendidikan.
Pelatihan penulisan diadakan di aula Bappeda Kota
Jambi 24 Juni 2012 pagi tadi. Tepat pukul 08.00 saya bersama anak saya yang
ke-2 memasuki ruangan tempat pelatihan. Di sana sudah ada beberapa peserta termasuk
15 orang siswa-siswi bersama Ibu Yovita guru Bahasa Indonesia kami. Sebentar kemudian acara pun di mulai. Gol A Gong dengan potongan wajah yang jauh
lebih muda karena rambut dipotong cepak, dibanding ketika tahun 2010 saya
bertemu pada acara Penganugerahan Pemenang Sayembara Penulisan Buku Pengayaan
di bilangan Cikini Jakarta. Kebetulan saya mendapatkan juara 1 Nasional,
kategori buku pengayaan sains jenjang SMA.
Puji Tuhan! Saya pun sempat
berfoto bersama beliau ketika itu. Suatu
kebanggan tersendiri bagi saya. Nama Gol
A Gong tak asing lagi di kalangan pencinta buku. Beliau sebagai penulis aktif dan terkenal, yang
telah berkeliling Asia sambil menulis,
membagikan pengalamannya bagaimana dapat travelling
gratis sambil dapat duit. Wow
fantastik. Siapa yang tak mau? Gratis
keliling dunia tanpa uang sepeser pun.
Berbeda
dengan turis, travel writer melakukan
perjalanannya sambil mencari data baik lewat foto/gambar maupun wawancara dengan
siapa saja demi memperoleh informasi tentang sudut yang akan mereka tulis. Jika seorang turis hanya pergi begitu saja
setelah membeli cinderamata, seorang travel
writer tidak hanya jeprat sana
jepret sini namun ia menyempatkan diri bertanya-tanya tentang ini dan itu
ketika sedang berada pada suatu tempat
yang dikunjunginya. Saat Gol A Gong
mengunjungi Asia dimulai dari Singapura, Malaysia, Bangkok, India, Dubai, Abu
Dhabi, Doha, dan Arab Saudi beliau banyak memotret hal-hal yang menarik untuk
dibahas dalam sebuah tulisan. Jadilah
buku TE WE (Travel Writer). Dalam buku
yang dibagikan gratis kepada seluruh peserta workshop ini, menceritakan kisah perjalanannya mengunjungi berbagai
tempat sebagai seorang backpacker. Hanya berbekal uang seadanya dan hidup
nomaden di jaman modern, Gol A Gong terus menulis sambil travelling berhari-hari, berbulan-bulan, hingga pernah dua tahun
berekspedisi! Tanpa terasa apa yang
telah ditekuninya selama bertahun-tahun ini merupakan profesi yang sedang
populer saat ini yaitu to be a travel
writer! Inilah bukti ketekunan
membuahkan hasil.
Tips menjadi Travel Writer
Peserta menerima door prize dalam acara tanya jawab
Ruangan
Bappeda Kota
Jambi, 08.00-12.30 WIB. Acara demi acara
bergulir semakin seru. Panitia dan Gol A
Gong secara bergantian membagikan door
prize berupa buku-buku
kepada peserta yang aktif menjawab pertanyaan beliau. Para peserta pun cukup antusias dan proaktif termasuk saya yang mendapat
buku berjudul Lewat Sini, Mister! Berbeda dengan kebanyakan pelatihan lain, Gol A Gong yang akrab disapa mas Gong
ini, menyajikan pelatihan dengan cara membuat peserta menjadi aktif sehingga
tidak hanya duduk mendengarkan ceramah lalu mengantuk. Beliau membagikan beberapa tips
bagaimana menjadi travel writer.
1. Riset pustaka.
Selain ide di otak kita, tidak ada seorang pun
yang dapat menulis jika tak banyak membaca kecuali menulis model copy paste. Sama halnya jika mobil hendak berjalan, sudah
pasti memerlukan bahan bakar. Dari pengalaman saya, untuk menulis 2
lembar opini pendidikan saja saya harus studi literatur belasan buku. Belum lagi edit dan edit terus terhadap
tulisan kita hingga kita merasa puas menulisnya. Memang, banyak membaca akan memudahkan kita
menulis. Sebelum melakukan perjalanan
ke tempat anu, lakukan riset pustaka tentang segala sesuatu yang menyangkut anu
tersebut. Hal ini mempermudah kita menggali informasi
ketika berada di sana.
2. Bergabung dengan komunitas travelling
Hidup adalah
sosialisasi. Dalam melakukan kegiatan
apa pun kita akan merasa sangat terbantu jika kita berjejaring dengan suatu komunitas
yang akan membantu kita ketika tiba di suatu daerah yang asing bagi kita. Berbagi
informasi dan pengalaman sesama travelling
sangat penting. Mungkin saja kita bisa menumpang tempat tinggal, makan bersama,
atau info-info lain tentang tempat yang kita kunjungi.
3. Cek kesehatan
Sebelum mengadakan perjalanan jauh lebih baik kita
melakukan check up kesehatan. Surat dokter yang menyatakan kita sehat perlu
kita peroleh untuk mengantisipasi ketika berada di suatu negara yang rumit
sistem imigrasinya, kita tidak dideportasi gara-gara sedang dalam keadaan tidak
sehat.
4. Menulis perjalanan
Selain
mengagumi kebesaran Tuhan atas segala ciptaanNya, travel writer akan cepat menangkap informasi apa yang akan mereka tulis. Keunikan suatu daerah dll. Selagi memori
masih hangat menyimpan data-data yang baru saja kita terima, segera tuangkan
dalam bentuk tulisan, seperti yang sedang saya lakukan saat ini. Menulis laporan kegiatan sehari bersama Gol A
Gong.
Lalu apa yang perlu kita tulis dalam buku tentang
perjalanan wisata kita itu? Gol A Gong
menyebut bisa tentang wisata kulinernya, hotel tempat menginap, perjalanan ke
sebuah tempat berupa personnel experience
kita, yaitu apa yang kita alami saat itu, ragam budaya atau ragam kehidupan
masyarakat serta hal-hal unik yang menarik untuk ditulis. Saya yakin setiap
kita mengunjungi suatu tempat pasti ada hal-hal yang menarik perhatian
kita. Tentu saja kita perlu jeli mencari
“sesuatu” yang menarik itu dan menggali informasi tentang hal itu.
Bagaimana Memulai Menulis?
Langkah awal menulis adalah kita perlu menentukan angle atau sudut tulisan kita. Misalnya jika kita mengunjungi suatu tempat
maka secara naluri, perhatian kita akan terfokus pada suatu hal. Tidak mungkin akan kita tulis semua dalam
sekali tulisan bukan? Artinya kita
membuat bingkai terhadap tulisan kita.
Batasi apa yang akan kita tulis.
Bagaimana langkah menentukan angle
tulisan kita?
- Tentukan
tujuan wisata kita.
- Maksimalkan
panca indra, gunakan 5 W plus 1 H. Masalah mencari informasi dengan metode
ini sudah dipelajari di bangku sekolah baik jenjang SMP maupun SMA.
- Kumpulkan data melalui berbagai informasi dengan orang lain (wawancara). Jangan malu. Jangan segan bertanya dan menggali informasi selengkap-lengkapnya. Contohnya. Ketika mengunjungi suatu daerah, saya sendiri sempat menghentikan mobil karena melihat seorang nenek menggendong bakul berisi makanan. Sego kendil dalam bahasa setempat. Saya pun makan nasi kendil khas Jawa Tengah tepatnya di kota Gombong Kabupaten Kebumen. Saya makan dipinggir jalan. Sambil jongkok. Kemudian saya wawancarai nenek penjual nasi kendil itu karena bagi saya sangat unik dan khas Jawanya. Nasi yang disajikan dengan konsep daun pisang dan sendok juga dari daun pisang. Wah, sebagai guru kimia di SMA Xaverius 1 Jambi, saya sangat tertarik karena ini save our planet from global warming dalam benak saya. Setelah makan saya ambil foto nenek itu bersama saya sendiri lalu tulisan tentang kuliner khas Gombong ini saya upload ke blog pribadi saya. Inilah keunikan yang kita jumpai ketika berada di suatu tempat yang sedang saya kunjungi.
- Foto
sebagai dokumen pribadi, jangan kopas alias copy paste.
Nah, tunggu apa lagi. Ternyata menulis tidak sesulit yang kita
bayangkan. Menulis itu mudah asal mau
memulainya. Banyak membaca akan lebih
mempermudah kita untuk menulis.
Mengikuti pelatihan atau worshop menulis akan membuka wawasan kita dalam
menulis. Ide, inspirasi, motivasi dari
pelatihan yang kita ikuti akan lebih membantu kita menulis. Mari kembangkan kegemaran menulis. Sambil berjalan-jalan ke suatu daerah,
tempat, kota, bahkan negara kita sempatkan menulis dan mengambil foto-fotonya. Paling mudah tulisan kita upload ke dalam blog pribadi kita. Atau kita bisa mencoba mengirimkan tulisan
kita ke majalah dan koran. Sekali, dua
kali, tiga kali, mungkin pada awalnya tulisan kita ditolak namun percayalah
suatu saat tulisan kita dimuat di suatu majalah atau surat kabar bahkan dapat
dibukukan plus dapat honor menulis…akhirnya tak terasa kita telah menjadi travel writer seperti Gol A Gong.
Sedikit Tips dari Saya
Meskipun menulis di sela-sela kesibukan saya, ada
kepuasan dalam menulis. Menulis juga mengasah jiwa, imaginasi, dan merupakan
salah satu keterampilan yang harus dimiliki sumberdaya manusia agar dapat
bersaing di era global ini. Salah satu
pengalaman saya ketika belajar di Auckland-New Zealand beberapa tahun lalu
serta sempat mengunjungi beberapa negara di Eropa adalah sebagian besar mahasiswa
asal Indonesia yang belajar di luar negeri sulit menulis. Menulis bagai sebuah beban. Berbeda dengan mahasiswa luar negeri, mereka kelihatannya
piawai menulis. Mereka juga mudah
berargumentasi, mengeluarkan pendapat tanpa takut dan malu. Jadi, mulailah dari sekarang untuk giat
menulis!
Jambi, my room, 24 Juni 2012,
14.00-16.00 WIB.
Setelah acara penulisan bersama
Gol A Gong selesai.
tetep semangat bu elizabeth.inspiratif bagi para muridnya. sukses selalu ya...xaverius hebat dan aktif di acara tsb.kereen :-)
Terima kasih Pak.. sukses selalu untuk JAKOZ dkk. Semangat !!!