PRESTASI SAINS dan DEDIKASI GURU
Welsen Destifen dan Marta Gamal (SMA Xaverius 1 Jambi) Peraih Medali Perak dan Perunggu di Ajang Olimpiade Sains Nasional Bidang Kimia di Jakarta pada 3-8 Agustus 2009.
Tanggal 18 Oktober 2009, SMA Xaverius 1 Jambi, mengirimkan dua siswa-siswinya dalam rangka mengikuti pembinaan olimpiade sains tingkat lanjut di Universitas Indonesia Jakarta. Kegiatan pembinaan merupakan lanjutan seleksi menuju tingkat internasional (IChO) tahun 2010 di Jepang, yang diikuti oleh 30 peraih medali olimpiade sains nasional bidang studi kimia pada OSN 3-8 Agustus 2009 lalu di Jakarta. Masing-masing wakil propinsi Jambi yang mengikuti kegiatan ini adalah Marta Gamal (medali perunggu) dan Welsen Destifen ( medali perak).
Rangkaian seleksi Olimpiade Sains Nasional, yang dikenal dengan singkatan OSN merupakan pesta kompetisi sains paling bergengsi di Indonesia yang telah diselenggarakan sejak tahun 2001. Diikuti oleh 33 propinsi di seluruh Indonesia baik dari jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA oleh kumpulan anak-anak dengan bakat dan kecerdasan lebih ini tidak saja mengandalkan adu otak namun juga strategi belajar. Selain jam terbang tinggi baik dalam berlatih maupun mengerjakan soal, skill berpikir pun perlu digunakan yaitu bagaimana menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi soal termasuk dalam mengaplikasikan konsep teoretis dalam kegiatan praktikum.
Merupakan salah satu agenda rutin tahunan yang diadakan oleh Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah ini, OSN telah diadakan sebanyak 8 kali dan pada tahun ini Jakarta terpilih menjadi tuan rumah untuk yang kedua kalinya. Tentunya suatu prestasi sains yang patut diacungi jempol jika peserta didik dapat meraih tiket kompetisi menuju Nasional. Mengingat bahwa Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas melaksanakan seleksi berjenjang mulai dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, nasional hingga internasional, sehingga lolos seleksi menuju Nasional ini merupakan bukti hasil kerja keras siswa dan dukungan berbagai pihak baik guru, sekolah, orang tua, instansi dinas pendidikan dan perguruan tinggi. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Dr. Sungkowo M menyatakan bahwa Olimpiade Sains Nasional diselenggarakan dalam rangka memilih siswa-siswi terbaik di tingkat nasional untuk dipersiapkan mengikuti olimpiade sains internasional. Siswa-siswi peraih medali pada ajang Olimpiade Sains Nasional 2009 akan mengikuti seleksi dan pembinaan secara bertahap. Dari hasil pembinaan ini, akan dipilih siswa-siswi terbaik yang mewakili Indonesia pada ajang olimpiade sains internasional 2010, suatu bukti anak bangsa bisa bicara di kancah dunia dalam bidang ilmu pengetahuan.
Apa pentingnya kompetisi?
Dalam sambutannya pada acara OSN di Semarang pada tahun 2006 yang lalu, wapres Jusuf Kalla saat itu menyatakan bahwa melalui berbagai event lomba atau kompetisi, generasi muda akan turut berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada berbagai kesempatan kompetisi, peserta didik secara tidak langsung akan belajar bagaimana mengenal kemampuan diri dan menggunakannya. Bagaimana mengevaluasi dirinya terhadap kemampuan yang ia miliki dibandingkan orang lain, serta menggunakannya dengan maksimal agar mencapai target yang ia harapkan. Peserta didik belajar berkomunikasi, bersosialisasi, ketika menghadapi banyak orang di sekitarnya atau berhadapan dengan lawannya termasuk mengolah emosi ketika mendapat kemenangan bahkan kekalahan sekalipun. Dalam kompetisi, peserta didik akan melatih kemampuan akademiknya, di samping strategi berpikir kritis, analitis, kreatif, dan inovatif dalam mencapai tujuan. Kemampuan memecahkan masalah, kemandirian, berani menerima tantangan, memotivasi diri dan manajemen diri akan tumbuh ketika sedang menghadapi kompetisi. Demikian juga rasa percaya diri, sikap positif pun akan tumbuh ketika peserta didik berhasil meraih target dan menjadi pemenang dalam kompetisi tersebut.
Dengan memberi kesempatan dan fasilitas yang memadai termasuk mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti berbagai kompetisi di berbagai bidang lomba, secara tidak langsung guru turut berpartisipasi dalam membekali peserta didik dengan pendidikan kecakapan hidup. Kompetisi meningkatkan kemandirian karena peserta didik dilatih agar mempunyai karakter independen dan keberanian serta menumbuhkan kecakapan hidup. Bangsa yang mampu bertahan, berperan, dan bersaing di era global saat ini adalah bangsa yang memiliki keunggulan kompetitif. Oleh karenanya dunia pendidikan memiliki kontribusi besar bagaimana menghasilkan lulusan yang berdaya saing global sebagaimana tuntutan skenario globalisasi, minimal ditingkat ASEAN pada tahun 2015 mendatang.
Tantangan bagi Guru
Perspektif pembangunan manusia Indonesia seutuhnya menjadi landasan konseptual dari pembangunan pendidikan nasional yang ingin kita kembangkan. Dalam perspektif ini pembangunan pendidikan harus mampu membangun seluruh potensi kecerdasan manusia secara optimal dan bermanfaat bagi diri, masyarakat, dan pembangunan nasional. Atas dasar hal tersebut, merupakan tantangan bagi guru agar memiliki sikap profesional atas perannya sebagai salah satu agen pembelajaran yang turut mencerdaskan kehidupan bangsa, demi mencapai tujuan pendidikan nasional.
Salah satu bukti kinerja guru dalam meningkatkan keprofesionalannya adalah membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi. Pembimbingan peserta didik merupakan salah satu bagian dari prestasi akademik yaitu komponen dalam sertifikasi guru dalam jabatan sesuai dengan Permendiknas 18 tahun 2007. Guru yang professional adalah guru yang menguasai baik kompetensi profesionalisme akademik, kompetensi pedagogi, sosial, dan kepribadian. Penguasaan keempat kompetensi tersebut turut membantu guru dalam membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi di ajang kompetisi sains nasional ini, tentunya dengan didasari dedikasi guru dalam memberi waktu dan bekerja dengan hati.
Intinya, menghadapi era globalisasi, mempersiapkan peserta didik agar mempunyai kompetensi yang dapat dijadikan daya saing di ajang kompetisi baik dalam negeri ataupun luar negeri merupakan tantangan bagi guru. Dimulai dari prestasi yang dicapai di sekolah, di kabupaten/kota, propinsi, dan akhirnya go nasional bahkan go internasional bukan hal yang mustahil. Dukungan guru dibutuhkan untuk memfasilitasi peserta didik terlibat dalam kancah kompetisi sains anak bangsa.
Pentingnya Perhatian Pemerintah
Dari hasil perolehan medali pada OSN 2009 yang baru ini, propinsi Jambi kali ini tidak sempat memboyong medali emas dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sehingga peringkat daerah menurun dibandingkan tahun lalu, tentu merupakan cermin bagi kita. Barangkali persiapan yang lebih matang, fasilitas tenaga ahli dari instansi perguruan tinggi baik dari segi content keilmuan maupun psikologi perlu ditinjau ulang.
Kenyataan bahwa reward yang menarik baik bagi peserta didik yang telah berhasil meraih medali maupun guru pembinanya masing-masing merupakan hal yang tak boleh diabaikan. Bagaimanapun juga motivasi dalam bentuk penghargaan sesuai dengan teori Harapan (expectancy-value theory) sebagai salah satu teori motivasi yang menyatakan motivasi adalah fungsi dari tugas, harapan terhadap tugas, dan pemahaman tugas. Untuk ini reward akan turut mempengaruhi kinerja dan prestasi yang diperoleh baik bagi siswa, guru pembina maupun pihak terkait yang terlibat langsung dalam kegiatan. Sampai saat ini, pemerataan perolehan prestasi olimpiade sains di berbagai daerah kabupaten atau sekolah-sekolah yang ada di kota Jambi sendiri belum jelas terlihat, karena prestasi masih didominasi oleh beberapa SMA tertentu di kota Jambi. Bisa jadi hal ini merupakan salah satu bukti bagaimana peran penghargaan khusus bagi siswa dan guru yang terlibat di ajang kompetisi bergengsi ini penting mendapat perhatian. Dibandingkan dengan juara kompetisi olahraga yang juga bicara baik di tingkat nasional maupun internasional, segi penghargaan bagi peraih prestasi bidang sains ini sungguh tidak sebanding.
Pembenahan terhadap sistem pembinaan, melibatkan instansi swasta dalam hal dukungan dana maupun pengaturan alokasi dana itu sendiri perlu mendapat perhatian khusus. Bukan tidak mungkin bahwa di masa yang akan datang, prestasi olimpiade sains di propinsi Jambi bisa menyamai Jawa Tengah, Jawa Timur, atau Jakarta yang kerap memboyong predikat juara umum di tingkat nasional. Semoga!
Posting Komentar