Archive for Juli 2016

OPINI: TANTANGAN GURU DI ERA GLOBAL:  
MELEK IT ATAU MATI?


ditulis oleh:
Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si, M.Pd
Guru Kimia di SMA Xaverius 1 Jambi 
Study banding di Seoul Korsel, Kyoto, dan Osaka Japan

Seoul Technology High School 


Kali ini saya tergelitik untuk menulis sebuah topik yang saya beri judul sadis:  melek IT atau mati?  Fakta membuktikan bahwa manusia memang memiliki living value sehingga mampu survive dalam hidupnya, namun ketika masa telah berubah drastis dengan perkembangan teknologi luar biasa cepat sehingga derasnya arus informasi bahkan tak terbendung lagi, apakah yang harus dilakukan agar terus survive?  Bukankah siapa yang menguasahi informasi, dialah yang mempunyai dunia?  Ijinkan saya sedikit beropini di sini.
 
Pengertian era global bukan hanya mengubah paradigma berpikir namun lebih kepada fakta yang mendorong umat manusia untuk beranjak dari cara hidup dengan wawasan lama menuju gaya hidup mendunia (global) yang sedang berlangsung saat itu tanpa batasan teritorial maupun kebijakan tertentu.

Era global, salah satunya dibuktikan terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun 2015. Indonesia bersama dengan negara-negara ASEAN bersepakat membentuk MEA yang bertujuan mempermudah transaksi penjualan baik komoditas barang maupun jasa antar negara ASEAN dan menarik minat investor asing yang dampaknya  menambah persaingan tenaga kerja semakin ketat. Persaingan dalam semua sektor termasuk sektor pendidikan sebagai industri hulu hingga hilir harus mampu mencetak outcome pendidikan yang siap bersaing di pasar global.  Di sini peran guru menjadi vital terkait peran sertanya dalam kontribusi pencapaian tujuan pendidikan nasional.  Keadaan ini memerlukan SDM guru yang kompetensinya diharapkan cukup  memadai di segala era yang sedang berlangsung.  Artinya guru perlu terus belajar.  Belajar sepanjang hayat.  Apakah bukti untuk hal ini?


Cognitive Flexibility - Era Guru Pembelajar
Guru pembelajar bukanlah hanya pada sebutan guru-guru yang perlu belajar kembali untuk meningkatkan kompetensi keilmuan hasil UKGnya namun istilah ini saya dapatkan dari sebuah situs world economic forum, kemudian saya implikasikan dalam tulisan ini.  Dalam suatu sumber ditulis bahwa:
2
Cognitive flexibility is the human ability to adapt the cognitive processing
strategies to face new and unexpected
conditions in the environment (Cañas,
Quesada, Antolí and Fajardo, 2003)
 
Saya memanfaatkan media sosial facebook bukan sekedar berteman namun juga mencari informasi terbaru, akurat, dan on going guna memperkaya konten keilmuan saya untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.  Suatu saat saya membaca dari sebuah situs world economic forum yang mempublish 10 kompetensi global saat ini yang bakal digunakan oleh manusia untuk bersaing dalam dunia kerja tahun 2020 mendatang yaitu keterampilan:  cognitive flexibility, service orientation, judgement decision making, emotional intelligent, negotiation, coordination with others, creativity, critical thinking, people management, complex problem solving.  Salah satu yang barusan disebut yaitu cognitive flexibility, inilah yang saya maksud sebagai guru adalah pembelajar. Pembelajar seumur hidup, ketika era sedang bergeser, suka atau tidak suka, guru pun harus mulai mempersiapkan dirinya menyambut kedatangan era baru tersebut dengan mengasah kompetensinya untuk beradaptasi dengan kebutuhan dunia pendidikan saat itu.  Bagaimana guru mempersiapkan diri dalam rangka kebutuhan belajar yang terus menerus?

ICT literacy (keterampilan melek IT)
Memiliki ke-10 keterampilan tersebut perlu menjalani proses belajar yang tidak mudah. Memiliki cognitive flexibility, critical thinking, dan creativity, membutuhkan stimulasi dari berbagai sumber belajar. Akselerasi kebutuhan kompetensi SDM saat ini harus dibarengi dengan percepatan proses belajar yang didukung aneka sumber belajar yang tersedia melimpah.  Pesatnya arus informasi melalui media sosial digital bak tak terbendung lagi.  Keterampilan mengakses informasi (ICT literacy,  (keterampilan IT, information technology) menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi sebagai sebuah urgensi vital bagi SDM saat ini.  Kita dapat belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja dalam suatu waktu bersamaan adalah bukti percepatan belajar dengan sumber belajar yang tersedia segera.  Hal demikian adalah bukti era digital sedang berlari kencang.  Sumberdaya manusia yang dapat menjawab kebutuhan dunia kerja saat ini adalah yang mampu bersinergi dengan teknologi yang ada.  Sebagai contoh, beberapa bulan lalu melalui media sosial WA (Whatsap) saya bergabung dalam grup seminar maya yang diadakan oleh SEAMOLEC.  Saya bersama guru-guru lainnya di seluruh Indonesia, masing-masing telah mempresentasikan hasil penelitian pendidikan. Kebetulan saat itu saya memaparkan tulisan Best Practice Guru yang pernah saya menangkan dalam lomba Best Practice Guru P2TK Dikmen 2013, melalui video conference WEBEX yang difasilitasi oleh host dari SEAMOLEC. Presentasi hasil penelitian ditonton oleh guru-guru atau siapa saja yang bergabung dalam meeting room saat itu di seluruh Indonesia.  Bukti era global, tanpa batasan waktu dan tempat namun akselerasi sumber dan proses belajar sudah berlangsung. Efisiensi biaya dan waktu pun menjadi nilai tambah tersendiri bagi pembelajar melalui ICT literacy yang dimiliki guru sebagai suatu ciri khas display SDM era global.

Presentasi by WEBEX Video Conference SEAMOLEC April 2016



Aneka Kegiatan ICT literacy - Guru melek IT

Melalui tulisan ini saya mencoba menawarkan solusi yang pilihannya tetap pada pembaca. Di mana, kapan, dan dengan siapa saja guru-guru dapat mulai belajar melengkapi kompetensi IT nya sebagai kompetensi SDM era global saat ini?  Survey menunjukkan masih banyak guru-guru belum melek IT sementara sebagian guru jauh hari sudah menjadi penggerak guru melek IT.  Mereka adalah Bapak Mampuono  (yang saat ini menjabat Sekjen IGI)  di Jawa Tengah yang pernah menjadi peraih medali emas Microsoft Innovative Teacher se Asia Pasifik, Bapak Abdul Kholiq (IGI Jawa Timur) penggerak dan pelatih Sagusanov dengan target menghasilkan 500 media buku digital berbasis berbasis Android, Bapak  Elyas (IGI DIY) yang getol membimbing guru membuat aplikasi media pembelajaran, dan Bapak Abdul Karim yang melatih guru-guru membuat komik dan game pembelajaran serta guru-guru lainnya yang tak bisa disebutkan satu-persatu di sini.  Pertanyaannya adalah di manakah mereka melatih guru-guru? jawabannya adalah melalui media sosial Whatsap atau telegram guru-guru berkoordinasi dan berlatih bersama melalui media digital, media maya tanpa batasan dimensi waktu dan ruang.  Keterampilan IT sungguh sebuah jawaban untuk mengakselerasi kompetensi guru menjawab tantangan era global dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehingga menghasilkan SDM berdaya saing.  Permasalahannya adalah apakah guru-guru mau merespon kebutuhan yang menjadi tantangan dunia pendidikan di era global.  

Ayo Guru Keluar dari Zona Nyaman
Ada tantangan, ada kemauan untuk merespon, ada perubahan paradigma berpikir, pasti ada transformasi perilaku.  Ketika rasa nyaman sudah membelenggu kita maka saatnya untuk melepaskan ikatan dan bergerak bebas meraih hal-hal terbaik yang ada di depan kita.  Berbagai tawaran gratis bagi guru untuk belajar bersama tersedia melalui media sosial digital.  Perlu tekad untuk meluangkan waktu belajar dengan disiplin, menyediakan waktu khusus selama periode tertentu dalam sebuah program pelatihan guru melalui media digital.   Melalui tulisan ini saya membagikan pengalaman telah mengikuti berbagai diklat online dalam kelas pelatihan guru melek IT yang antara lain diadakan oleh Bapak Sukani dengan program pembelajaran yaitu:
 
Pelatihan membuat e-book berbasis Android dalam komunitas SAGUSANOV yang dilatih oleh para mentor yang super seperti bapak Abdul Kholiq, Ibu Yati Kurniawati Yap, Cak Suhaifi, dll.  Produk e-book dapat diinstal melalui smartphone dan dipelajari langsung oleh siswa di mana saja karena saat ini faktanya ada smartphone ada siswa.


 
Pelatihan pembelajaran kelas maya menggunakan EDMODO yang diadakan oleh SEAMOLEC telah selesai pada batch 3, dipandu oleh mentor wilayah Sumatera Ibu Sovia Hayati serta teman-teman yang saling mendukung dalam belajar membuat adreanalin saya terpacu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan tepat waktu.  Hasil dari pelatihan ini berupa pengorganisasian kelas digital yang dapat diaplikasikan langsung dalam pembelajaran klasikal maupun mandiri di mana guru, siswa, dan orangtua saling terhubung.


      Seminar akhir dalam kelas pelatihan EDMODO Batch 3 yang diadakan oleh kerjasama  IGI - SEAMOLEC


Pelatihan lainnya diadakan oleh organisasi guru yaitu IGI (Ikatan Guru Indonesia) Bidang Kewirausahaan DI Yogyakarta dengan tutor Bapak Elyas dari SMKN 4 Yogyakarta.  Program yang ditawarkan tersedia melalui WA, guru tinggal klik, tanda kemauan untuk menggunakan IT, kemauan untuk belajar.







Berikut buku penuntun diklat yang sedang digarap pihak panitia penyelenggara:









Bapak Elyas, S.Pd, M.Eng penggagas buku-buku ini sekaligus pelatih diklat bagi guru-guru di DIY. Bagi Bapak/Ibu guru yang berminat mengikuti diklat silakan hubungi via WA/Telegram/Hp pada nomer 085743990045 dan email elyaspuspa@gmail.com.
 
 
     Bapak Elyas (IGI DIY)



Contoh  sumber-sumber belajar yang tersedia untuk mendukung akselerasi belajar terhadap kebutuhan peningkatan  kualitas SDM yang menjawab tantangan era global saat ini terjawab sudah. Keterampilan IT (ICT literacy) faktanya memang urgen dibekalkan pada guru-guru.  Namun keputusan ada di tangan pembaca. Maukah belajar? Maukah melek IT atau mati?  Mati terhadap teknologi. Mati terhadap arus informasi. Mati terhadap visi mencerdaskan anak bangsa. Mati terhadap filosofi 4 pilar Pendidikan dari UNESCO.  Semua akan terbukti dengan berjalannya waktu yang berlari jauh lebih kencang dari kemampuan kita untuk mengejarnya.  Mari merenung.

Jambi, 08 Juli 2016
Elizabeth Tjahjadarmawan.

TANTANGAN GURU DI ERA GLOBAL: MELEK IT ATAU MATI???

Author : kusukakimia Komentar : 17
Pengalaman Mengikuti Diklat QITEP IN SCIENCE EESD (Environmental Education Sustainable Development) SEAMEO 19-28 Juli 2016 di Hotel Marbela Bandung
(Tingkat Internasional)



oleh:
Elizabeth Tjahjadarmawan, S.SI, M.Pd
Guru Kimia di SMA Xaverius 1 Jambi

Tulisan ini saya buat dengan tujuan (1) mendeskripsikan semua kegiatan mengikuti diklat QITEP in SCIENCE EESD yang diselenggarakan SEAMEO di Bandung pada tanggal 19-28 Juli 2016 sebagai laporan pertanggungjawaban kegiatan dan (2) sebagai salah satu sumber informasi yang memberi gambaran utuh mulai dari awal hingga akhir, bagi para guru atau insan pendidik yang akan mengikuti seleksi diklat Qitep in Science ini pada tahun-tahun yang akan datang karena diklat diselenggarakan rutin tiap tahunnya.  Baiklah saya mulai bercerita dari awal.  Selamat membaca.

Sudah lama saya mengetahui ada diklat bagi guru sains yang diadakan oleh SEAMEO namun karena berbagai hal, baru pada tahun 2016 ini saya mencoba mendaftarkan diri mengikuti diklat ini.  Sebelumnya saya mencari informasi dari beberapa teman yang sudah pernah mengikuti diklat ini yaitu Bapak Fatur (MTK SMA Titian Teras) dan Ibu Agustin (Biologi SMA Titian Teras). Jujur setelah sekian lama terpendam ingin mengikuti diklat ini, akhirnya pada tahun 2016 keinginan saya terkabul, saya lolos seleksi untuk mengikuti diklat QITEP IN SCIENCE. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhanku. AMIN.

Diklat Qitep in science terdiri dari berbagai jenis atau kelompok keahlian.  Saya memilih EESD yaitu Environmental Education Sustainable Development sesuai bidang yang saya ajar yaitu kimia di SMA.  Diklat ini merupakan pendidikan lingkungan hidup untuk pembangunan berkelanjutan. Diklat ini membagikan kegiatan best practice terkait materi, ilmu, kemampuan, dan nilai lingkungan hidup serta mengintegrasikan isue pembangunan berkelanjutan ke dalam pembelajaran sains siswa baik jenjang SD, SMP, maupun SMA/SMK.

Selain diutamakan yang belum pernah mengikuti diklat, peserta diharapkan memiliki syarat utama yaitu kemampuan bahasa Inggris dengan menulis motivation letter, biodata, dan tes wawancara.  Peserta yang lolos hanya dibatasi jumlahnya yaitu 20 orang dari Indonesia dan 10 orang guru-guru dari negara tetangga (ASEAN).  Peserta yang lolos akan dihubungi panitia melalui email dan telepon.  Pembelajaran akan belrangsung dalam bahasa Inggris mengingat peserta lain dari negara tetangga juga turut hadir.  Saya sangat senang artinya bisa sharing pengalaman dengan guru-guru dari negara lain.


Pengumuman pendaftaran DIklat QItep in Science.

 Email dari panitia tentang pemberitahuan lolos seleksi mengikuit diklat


Sekitar 6 hari sebelum berangkat, Panitia mengirim email resmi undangan, SPPD, surat ijin kepada Kepsek, dan Kepala DInas.  Pelaksanaan diklat EESD berlangsung di Hotel Marbela Suites Jalan Dago Pakar Kota Bandung.  Fasilitas yang disediakan panitia adalah semua biaya perjalanan, akomodasi, dan konsumsi.
  
Berikut saya deskripsikan kegiatan yang berlangsung di hotel Marbella jalan Dago Pakar Bandung.

HARI KE-1:  Selasa, 19 Juli 2016.
Pesawat Lion membawa saya dari Jambi menuju Jakarta.  Take off sekitar pukul 06.15 WIB, meskipun cuaca sedikit kurang bersahabat, puji Tuhan pesawat landing di bandara Sukarno Hatta Jakarta 55 menit kemudian.  Menunggu bagasi cukup lama hampir 60 menit (karana petugas pembawa barang-barang dari pesawat menuju tempat pengambilan bagasi hanya 2 orang saja saat itu!).  Akhirnya pukul 09.00 WIB saya baru bisa berangkat menuju Bandung menggunakan minibus Cipaganti dengan membayar Rp 140.000 + Rp 35.000 (hantaran sampai alamat).  

Wilujeng Sumping di kota Bandung, kota pendidikan, sejuk, dan cukup dingin, sangat memadai untuk keperluan belajar, kuliah, diklat, seminar, dst.  Akhirnya sekitar 60 menit, saya tiba di hotel Marbella yang terletak di kaki bukit, cukup jauh dari kawasan perumahan penduduk sampai-sampai jika ingin bepergian ke kota bandung kita harus naik taxi yang dipanggil melalui resepsionis perlu waktu 1 jam sebelumnya.  Namun demikian, hotel ini sangat sesuai digunakan sebagai tempat peristirahatan karena sepi dan jauh dari keramaian.  Hotel bernuansa garden dan banyak pepohonan ini memiliki kapasitas bintang 4.  

Turun dari mobil, saya letakan kopor lalu langsung menuju meja panitia untuk menyerahkan semua berkas pendaftaran yaitu: surat tugas dari kepsek, SPPD, surat keterangan sehat dari dokter, mengisi biodata, implementation report, biaya perjalanan PP, boarding pass, dan daftar biaya non kuitansi.  Setelah selesai saya mendapat kunci kamar 303. Kebetulan saya sekamar dengan ibu Nurfitrihana dari Yogyakarta. Beliau adalah seorang master psikologi pendidikan dari UGM.  Bersyukur bisa sekamar dengan beliau karena saya banyak mendapat ilmu tentang psikologi yang bisa diterapkan dalam menangani permasalahan siswa dalam pembelajaran.  Berikut sedikit gambaran tentang hotel Marbella Bandung.

 Depan
 Depan
 Depan
 ke arah ruang makan
halaman parkir
 Koridor menuju kamar-kamar
 koridor menuju kamar-kamar
 Hotel Marbela-depan


with teacher from Mianmar


 Bagian depan hotel

 Kamar 303
 kamar 303
Ruang tamu dalam kamar hotel
 area taman dan kolam renang di bawah ruang makan
 ruang makan

Acara pembukaan berlangsung pada pukul 15.30 WIB, selain peserta diklat EESD, juga dihadiri peserta diklat EES (earth and space science), dan peserta supervision classroom dari Indonesia sebanyak masing-masing kategori 20 orang dan 10 orang peserta dari negara ASEAN (Cambodia, Mianmar, Vietnam, Brunai, Malaysia, Thailand, Timor Leste, Philiphine, dan Laos).

Acara Pembukaan
Secara garis besar, susunan acara Pembukaan adalah:
Sambutan dari Panitia yaitu Prof Triyanta selaku Direktur SEAMEO QITEP in SCIENCE, DR Indarjani selaku Deputy Director for Programme dan Ibu Poppy Dewi Puspitawati.

Menyanyikan lagu Indonesia Raya
SEAMEO Song
SEAMEO Colours
Pemberian penghargaan pemenang Lomba EES
Sesi Foto peserta dan panitia
Coffee break
Sesi Penjelasan tentang Pengenalan SEAMEO dan Pendahuluan System, Lingkungan, dan Earth Space oleh Prof.Triyanta selaku Direktur SEAMEO QITEP in SCIENCE.

Sekitar pukul 17.45 WIB acara selesai dan peserta bisa berisitirahat di kamar masing-masing.

Berikut adalah dokumen acara Pembukaan pada tgl 19 Juli 2016.

 Pembukaan:  Prof. Triyanta, Ibu Poppy Dewi Puspitawati, DR R. Indarjani,
 
 Peresmian Pembukaan


 Pembukaan

 Sesi Foto 
  Peserta EES
 Saya dan peserta EESD



 with teacher from Cambodia


 bersama peserta dari DIY dan Pak Cecep Gaos (Karawang).
 bersama Putra Prof. Suharsimi Arikunto (bapak  Santo Mugi Prayitno) dan Pak Cecep Gaos (penulis Kompasiana dari Karawang)


 Bersama teman dari Jambi: Ibu Yustina Tanjung (SMT TT Muaro Jambi) , ibu Imelda Aisyah (SMPN 6 Jambi)
 I love my Indonesia indeed
 Prof. Triyanta-narasumber pertama-Pengenalan sistem dan lingkungan

  
Hari ke-2:  Rabu, 19 Juli 2016-Pakar Room meeting
Hari ke-2 diklat semua peserta EESD diarahkan menuju ruang Pakar Room. Diawali dengan presentasi implementation report bagi semua peserta diklat (30 orang) yang disajikan dalam bahasa Inggris dan menggunakan Power Point. Masing-masing peserta memaparkan pelaksanaan integrasi lingkungan ke dalam proses pembelajaran di kelas masing-masing dan juga program sekolah yang ramah lingkungan yang telah dilaksanakan baik dalam kegiatan ekstrakurikuler maupun kokurikuler.  Berikut dokumentasi presentasi peserta:

 Elizabeth-presentasi implementation report of EESD Program


 Elizabeth-presentasi implementation report of EESD Program


 Elizabeth-presentasi implementation report of EESD Program


 Elizabeth-presentasi implementation report of EESD Program

Kebetulan saya memaparkan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan limbah sampah daun dan kulit buah dari pohon Swietenia Mahogany (mahoni) yang berserakan di halaman sekolah menjadi briket pada mata pelajaran termokimia lalu menghitung nilai kalor pembakarannya.  Aspek lingkungan yang saya ambil di sini adalah waste management.

Beberapa penampilan dari peserta lain yaitu:
 DIY:  bapak Santo Mengubah lahan kosong dan pembuangan sampah menjadi taman hijau untuk area belajar anak-anak inklusi


 Mianmar:


 Mojokerto-Jatim: 


Mianmar
DIY

 Brunai DS:  Memperkenalkan Sistem Pendidikan di Brunai (staff kurikulum di Kementerian Pendidikan di Brunai)


 Cisarua: Program Intra dan Kokurikuler kegiatan lingkungan


 Jambi:  Ibu Imelda: Pembelajaran menggunakan pipet minuman untuk membuat media pembelajaran pesawat sederhana di SMPN 6 Kota Jambi




 Lembang Bandung:  Kegiatan Menciptakan lingkungan bersih dan area bebas rokok: Barbequa, Earth Day, Social Service, Cultural's Day, Navi adventure, Bina Desa Pesantren Sit In.
              Garut


 Cambodia
 Sleman: Penerapan STEM untuk membuktikan perubahan energi potensial air terjun menjadi energi kinetik balik-baling pada mainan tamia di kelas 5 SD.


Bukit Tinggi:  Outside Activity to keep environment of school

 Jambi:  SMA TT Green Club at School ( free planting day, rubbish bank, rubbish spying, composting)


 Karawang:  Greening the School Environment by Plants Foster -Parent Program
 

Setelah sebagian peserta memaparkan implementation reportnya maka setelah makan siang peserta mendapat kuliah singkat dari keynote speaker Prof Emil Salim.
 Prof Emil Salim
  Prof Emil Salim menerima tanda penghargaan

Di akhir pemaparannya, Prof EMil Salim menyampaikan pesan bagi semua guru untuk terus belajar dengan cara membaca dan menulis. Kualitas SDM adalah cara ampuh untuk menghadapi persaingan global.  Setelah itu semua peserta EESD berfoto bersama Prof. Emil Salim,
 Rabu, 20 Juli 2016, with Prof. Emil Salim one of my keynote speaker. (di depan Pakar Room)

 Materi dari panitia:  Environmental issues, climate change, energy security in southeast Asia.




Hari ke-3:  Kamis, 21 Juli 2016.
Sesi 1 dan 2:  Kuliah Ecosystem Function and Its Service oleh DR Achmad Sjarmidi-STIH-ITB.
Kuliah  tentang ekosistem, kerusakannya, dampak bagi kehidupan, serta cara menanggunginya.
 DR Achmad Sjarmidi-STIH-ITB


  DR Achmad Sjarmidi-STIH-ITB


Salah satu bahasan kuliah

Coffee break setelah pemberian materi 1 sesi:

 
 Coffee Break


Makan siang setiap jam 12.00 WIB dan istirahat ISHOMA hingga 13.30 WIB.


Suasana ruang makan dengan view taman nan sejuk - bersama bu Yustina Tanjung dan ibu Aisyah Imelda (Jambi)







               

 

Pengalaman Mengikuti Diklat QITEP IN SCIENCE EESD (Environmental Education Sustainable Development) SEAMEO 19-28 Juli 2016

Author : ELIZABETH T Komentar : 9

- Copyright © 2015 Elizabeth's Blog - Powered by Blogger - Template by Djogz -